Lakukan dengan Hati



Mengapa mengisi blog jauh lebih menyenangkan daripada mengerjakan studi pustaka ya? 
Pertanyaan itu sebenarnya adalah sebuah pertanyaan yang saya tanyakan pada diri saya sendiri saat ini. Dibanding dengan merangkai kalimat dalam studi pustaka, saya lebih menyukai merangkai kalimat sendiri mengenai apa yang ada dipikiran saya. Saya bingung sendiri, menulis blog bisa panjang lebar tapi buat ngetik studi pustaka baru sebentar saja sudah pusing lagi, (hadu bagaimana inii..) facebookan bisa tahan berjam-jam, nonton film korea bisa tahan semalam suntuk sampai begadang, tapi kenapa buat studi pusaka ga bisa kayak gitu ya??. benar-benar membutuhkan semangat awal saya waktu memulai studi pustaka. Rasanya kalau ngebayangin dosen pembimbing, saya langsung buru-buru ngejar deadline saya sendiri, meskipun sang dosen tercinta membebaskan saya mau datang kapan saja. Bagi saya, datang menemui dosen tanpa progres apapun merupakan hal yang tidak mengenakan, rasanya aneh saja, kecuali memang itu jadwal konsultasi biasa, saya masih bisa tenang bertemu. Saya hanya perlu menyiapkan sang buku agenda untuk mencatat apa yang penting dan menanyakan apa yang tidak saya pahami. Ya Allah, benar-benar geregetan sama diri sendiri, sulitnya mengumpulkan semangat menggebu itu, padahal begitu banyak yang masih belum dikerjakan dan waktu terus berganti. Oh my God, semakin saya menunda, semakin besar kerugian yang saya ambil. Rasanya ingin membunuh "setan" berbisik dalam hati..hahaha
  
Saya jadi ingat percakapan dengan dosen saya disuatu ketika. Sang dosen bertanya "Dian, hobi kamu apa?" saya menjawab "ha? apa pak? hobi?" (sambil bingung karena ga percaya dosen nanya hal kayak gitu), "hobi saya nyanyi pak.." (sambil mikir haduu ini ngaruh ke nilai akademik kah? haha). Lalu beliau berkata "jika kita melakukan sesuatu yang memang kita senangi pasti tidak akan menjadi beban, seberat apapun sulitnya hal tersebut, pasti kita tetap senang". Beliau pun berkata "sama seperti saya, buat saya menjadi dosen merupakan hobi dan kesenangan saya, jadi meskipun ada orang yang tidak suka pekerjaan dosen, bagi saya tetap menyenangkan, karena saya melakukan dengan hati saya". Bahkan beliau pun bercerita tentang temannya yang berprofesi menjadi dosen, temannya itu sebenarnya menyukai profesi lain, namun karena orangtuanya tidak menyukai dan menuntut anaknya untuk menjadi akademisi, maka akhirnya dijalanilah kehidupan itu, ia menjalani profesi tidak dengan hati tapi karena keadaan, terpenjara pada sesuatu hal yang tidak ia sukai . Bagi saya, hal seperti itu sama saja seperti menjalani hidup dengan hampa. (Ya Allah jangan sampai kayak gitu..amiin)

Saya berfikir, saya tidak ingin menjalani hidup tanpa ada hati didalamnya, melakukan sesuatu yang tidak disukai dengan keadaan terpaksa. Maka saya berusaha menemukan kembali cinta saya pada topik studi pustaka yang saya pilih, saya anggap titik "stuck" ini sebagai tingkat kejenuhan tertinggi, bukan sebuah 'ketidaksukaan saya terhadap studi pustaka", dimana saya sendiri yang harus berjuang dengan semua rasa malas dan enggan ini. Saya tidak ingin menyia-nyiakan waktu, sebab semakin tertunda maka semakin besar dampak buruk yang saya ambil. Saya memilih untuk terus menghadapinya ketimbang untuk menghindar meski semuak apapun itu, sebab semakin menghindar semakin terpojok dengan deadline. Bahkan proposal penelitian, kolokium, penelitian, skripsi, sidang, serta hal-hal di depan sana sudah menunggu untuk dituntaskan. Jenuh tanpa harus diforsir, maka saya anggap menulis blog kali ini sebagai kegiatan refreshing saya untuk me'relaks'kan otak saya sejenak. Merenung dan mengumpulkan semangat kembali, melihat bahwa ada orang tua yang berharap pada saya, juga ada orang-orang terdekat yang senantiasa menguatkan langkah saya ketika saya mulai letih. Ya Allah, mungkinkah saya terlalu banyak mengeluh? disaat hening seperti ini saya hanya dapat berdoa, bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan..saya yakin kebosanan ini akan dapat saya lewati dan ketika saya melewati itu, akan ada senyum simpul bahagia dan puas akan jerih yang dilalui dengan sabar (amiin). Good Luck for Us.. Life Goes On :) 


Popular posts from this blog

Crystals and Flakes

Fashion illustration

summer in fall